Di Pura Tirta Empul, air bukanlah sekadar air. Ia adalah Tirta, sebuah elemen suci yang menjadi medium antara dunia manusia dan dunia ilahi. Untuk memahami Tirta Empul, kita harus memahami filosofi air dalam kehidupan masyarakat Bali.
Air (Tirta) diyakini memiliki kekuatan untuk membersihkan leteh, atau segala kenajisan dan energi negatif baik secara fisik (sekala) maupun spiritual (niskala). Mata air Tirta Empul, yang menurut legenda diciptakan oleh Dewa Indra, dipercaya sebagai salah satu sumber Tirta paling murni dan kuat di Bali.
Selama lebih dari seribu tahun, air dari sumber ini tidak hanya digunakan untuk ritual penyucian diri (melukat) oleh individu, tetapi juga merupakan elemen krusial dalam sistem irigasi Subak. Para petani membawa pulang Tirta dari sini untuk dipercikkan di sawah mereka, sebuah ritual yang menyatukan siklus pertanian dengan siklus spiritual.
Jadi, saat Anda menundukkan kepala di bawah salah satu pancuran di Tirta Empul, Anda tidak hanya membasuh diri. Anda sedang berpartisipasi dalam sebuah siklus kehidupan yang telah berlangsung selama berabad-abad, sebuah tradisi di mana air adalah simbol pembersihan, kesuburan, dan berkah ilahi yang tak pernah putus.