Ada beberapa tempat di Bali yang tidak cukup hanya untuk dilihat, tetapi harus dirasakan. Pura Tirta Empul di Tampaksiring adalah salah satunya. Ini bukanlah sekadar sebuah kompleks pura yang indah, melainkan sebuah sumber mata air suci yang hidup, di mana selama lebih dari seribu tahun, umat Hindu Bali dan para peziarah dari seluruh dunia datang untuk menyucikan diri. Nama “Tirta Empul” berarti “Mata Air Suci”. Mengunjungi tempat ini adalah sebuah pengalaman spiritual yang mendalam, sebuah kesempatan langka untuk berpartisipasi dalam ritual melukat (penyucian diri) yang sakral, membasuh diri dengan air yang dipercaya memiliki kekuatan pembersihan dan penyembuhan.
Jantung Pura: Mata Air yang Tak Pernah Kering
Di jantung pura, di sebuah kolam khusus di halaman dalam (jeroan), Anda bisa menyaksikan keajaiban yang menjadi asal muasal tempat ini. Air jernih tampak mendidih dari dasar kolam berpasir hitam, sebuah mata air alami yang tak pernah berhenti mengalir. Mata air inilah yang menjadi sumber dari seluruh air suci yang digunakan di dalam pura, sebuah bukti nyata dari kekuatan alam yang dihormati dan disucikan. Menurut legenda, mata air ini diciptakan oleh Dewa Indra dalam pertempurannya melawan raja yang lalim.
Ritual Melukat: Sebuah Proses Penyucian Jiwa
Pengalaman utama di Tirta Empul adalah ritual melukat. Setelah berganti pakaian dengan sarung khusus untuk basahan (bisa disewa di lokasi), prosesi dimulai dengan mempersembahkan canang sari (sesajen kecil) sebagai tanda hormat. Kemudian, Anda akan masuk ke dalam salah satu dari dua kolam penyucian utama. Di sini, Anda akan mengantre dengan tertib untuk membasuh diri di bawah 30 pancoran (pancuran air) yang berjejer. Setiap pancoran diyakini memiliki fungsi pembersihan yang berbeda-beda. Ritualnya adalah menampung air, berkumur, membasuh muka tiga kali, lalu menundukkan kepala di bawah pancuran. Anda akan merasakan dinginnya air pegunungan yang jernih, sebuah sensasi yang luar biasa menyegarkan bagi tubuh dan jiwa.
Menjelajahi Kompleks Pura yang Tenang
Setelah menyelesaikan ritual penyucian, keringkan badan dan kenakan kembali sarung kering Anda untuk menjelajahi sisa kompleks pura. Anda akan melewati halaman-halaman yang indah dengan arsitektur Bali yang khas, bale-bale paviliun yang tenang, serta gerbang-gerbang pura yang diukir dengan detail rumit. Di bagian akhir, terdapat sebuah kolam besar yang dipenuhi ikan koi berukuran raksasa, menjadi tempat yang damai untuk berkontemplasi sebelum meninggalkan pura.
Etika dan Panduan Praktis
- Hormati Aturan: Ini adalah tempat suci. Selalu berperilaku sopan, jangan berteriak atau berlarian.
- Sarung Adalah Wajib: Anda memerlukan dua sarung: satu untuk area kering dan satu sarung khusus (biasanya berwarna hijau) untuk masuk ke dalam air.
- Wanita yang sedang menstruasi dilarang keras memasuki area pura mana pun.
- Ikuti Urutan: Mintalah petunjuk dari pemandu atau penduduk setempat mengenai urutan pancoran yang benar, karena ada beberapa pancuran yang hanya digunakan untuk upacara kematian.
Pura Tirta Empul menawarkan sebuah pengalaman yang lebih dari sekadar wisata. Ini adalah kesempatan untuk menekan tombol jeda, melepaskan energi negatif, dan merasakan sebuah tradisi spiritual yang hidup dan otentik. Anda akan meninggalkan tempat ini tidak hanya dengan foto yang indah, tetapi juga dengan perasaan yang lebih ringan, jernih, dan damai.