Di tengah lanskap subur Kabupaten Karangasem, tersembunyi sebuah mahakarya taman air yang terasa seperti sebuah fragmen dari surga. Inilah Tirta Gangga, yang namanya secara harfiah berarti “Air dari Sungai Gangga”, sebuah penghormatan terhadap sungai suci di India. Namun, Tirta Gangga lebih dari sekadar nama; ia adalah sebuah oase yang hidup, di mana air suci, seni arsitektur, dan alam berpadu menciptakan sebuah labirin yang memesona.
Dibangun pada pertengahan abad ke-20 oleh Raja Karangasem terakhir, taman ini adalah perwujudan dari visi seorang raja yang mencintai keindahan. Mengunjunginya adalah sebuah pengalaman meditatif, di mana setiap sudutnya mengundang Anda untuk berhenti, mengagumi, dan merasakan kedamaian yang mendalam.
Atraksi Utama: Berjalan di Atas Air
Pengalaman paling ikonik di Tirta Gangga menanti Anda di kolam utamanya. Sebuah barisan batu pijakan yang tertata rapi memungkinkan Anda untuk melakukan sesuatu yang terasa magis: berjalan di atas permukaan air. Saat Anda melangkah dari satu batu ke batu lainnya, ratusan ikan koi raksasa berwarna-warni akan berkerumun dan berenang di sekitar kaki Anda, seolah menyambut kedatangan Anda. Dikelilingi oleh patung-patung dewa dan dewi yang berwibawa, momen ini adalah kesempatan berfoto yang tak ternilai sekaligus sebuah pengalaman yang menenangkan.
Mahakarya Taman Air Kerajaan
Setiap elemen di Tirta Gangga dirancang dengan tujuan dan makna. Taman ini adalah sebuah kanvas yang menampilkan perpaduan harmonis antara gaya arsitektur Bali dan Tiongkok. Pusat perhatiannya adalah menara air mancur Meru bertingkat sebelas yang megah, melambangkan gunung kosmik dan menjadi jantung spiritual taman. Patung-patung naga penjaga, dewa-dewi, dan mahluk mitologis lainnya ditempatkan dengan cermat di antara kolam dan taman bunga, menceritakan kisah-kisah kuno dalam keheningan.
Air Suci: Jantung Kehidupan Taman
Seluruh kehidupan di Tirta Gangga bersumber dari satu mata air alami yang dianggap suci oleh masyarakat setempat. Air jernih dan sejuk inilah yang mengisi setiap kolam, menggerakkan setiap air mancur, dan memberikan kehidupan bagi taman-taman yang rimbun. Kesucian air ini tidak hanya simbolis; ia benar-benar digunakan dalam upacara-upacara keagamaan di pura-pura sekitar. Bagi pengunjung yang ingin merasakan langsung kesegarannya, tersedia kolam renang umum yang airnya berasal langsung dari mata air suci ini.
Warisan Raja Terakhir Karangasem
Tirta Gangga adalah warisan pribadi dari Raja Karangasem terakhir, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, yang juga dikenal sebagai seorang arsitek. Beliau secara pribadi terlibat dalam desain dan pembangunan taman ini pada tahun 1946. Meskipun sempat rusak akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1963, taman ini telah dipugar dengan cermat, menunjukkan betapa berharganya warisan ini bagi masyarakat Bali.
Tirta Gangga adalah sebuah tempat di mana seni bertemu dengan spiritualitas. Ia mengundang Anda untuk tidak hanya melihat, tetapi juga untuk merasakan—merasakan kesejukan airnya, kedamaian suasananya, dan keindahan abadi dari sebuah visi kerajaan.